BAB 2
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alam Semesta
Alam
semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di
dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa
alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.
Gagasan
yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi
berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada
selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materalis, pandangan ini
menolak keberadaan sang pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak
berawal dan tidak berakhir.
Materalisme
adalah system pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan
yang mutlak dan menolak keberdaan apapun selain materi. Para penganut
materalisme meyakini model alam semesta tak hingga sebagai dasar berpijak paham
ateis mereka.
2.2 Model Alam Semesta
Tahun 1929, Edwin Hubble yang
bekerja di Carniege Observatories di Pasadena, California mengukur pergeseran
merah dari sejumlah galaksi jauh. Ia juga mengukur jarak relatif dengan
pengukuran kecemerlangan semu bintang variabel Cepheid di setiap galaksi. Saat
melakukan plot pergeseran merah terhadap jarak relatif, Hubble menemukan kalau
pergeseran merah galaksi jauh ini meningkat dalam fungsi linear terhadap jarak.
Galaksi-galaksi jauh itu bergerak saling menjauh satu sama lainnya, dan
memberikan adanya gambaran kalau alam semesta ternyata tidak tetap melainkan
mengembang.
Jika demikian, bisa dikatakan alam
semesta di masa lalu itu jauh lebih kecil dan lebih jauh lagi ke masa lalu,
alam semesta ini hanya berupa sebuah titik.
Titik yang kemudian dikenal sebagai dentuman
besar, sekaligus awal dari alam semesta yang bisa kita pahami saat ini. Alam
semesta yang mengembang ini terbatas dalam ruang dan waktu.
Newton mengetahui bahwa jika
deskripsi gravitasinya benar, maka gaya gravitasi antar seluruh partikel
bermassa dalam alam semesta akan secara akumulatif membuat alam semesta runtuh.
Oleh karena itu ia mengusulkan alam semesta besarnya tak hingga. Persamaan
medan Einstein mengusulkan alam semesta yang dinamik (walaupun awalnya Einstein
sendiri, seperti kebanyakan orang hingga 1920an, berpikir bahwa alam semesta
static).
Mengapa alam semesta ini tidak
runtuh seperti prediksi Newton dan Einstein? Jawabannya tak lain karena
semenjak awal terjadinya, alam semesta ini sudah mengembang. Dalam alam semesta
mengembang, ada 3 solusi yang diajukan untuk memprediksikan nasib alam semesta
secara kesluruhan. Nah nasib yang mana yang akan dialami tentunya bergantung
pada pengukuran kecepatan mengembang alam semesta relatif terhadap jumlah
materi di dalam alam semesta.
Secara umum ketiga solusi itu
adalah, alam semesta terbuka, alam semesta datar dan alam semesta tertutup.
Untuk alam semesta terbuka, ia akan mengembang selamanya, jika ia merupakan
alam semesta datar maka akan terjadi pengembangan selamanya dengan laju
pengembangan mendekati nol setelah waktu tertentu. Jika alam semesta merupakan
alam semesta tertutup, ia akan berhenti mengembang dan mulai mengalami
keruntuhan terhadap dirinya sendiri dan kemungkinan akan memicu terjadinya
dentuman besar lainnya. Untuk ketiga solusi ini, alam semesta akan mengalami
perlambatan dalam mengembang sebagai akibat dari gravitasi.
Pengamatan yang dilakukan saat ini
pada supernova jauh menunjukan terjadinya pengembangan alam semesta yang
mengalami percepatan, yang diakibatkan oleh keberadaan energi kelam. Tak
seperti gravitasi yang memperlambat terjadinya pengembangan, energi kelam
justru mempercepat pengembangan.
Nah jika memang energi kelam ini memainkan
peranan yang penting dalam evolusi alam semesta, maka kemungkinan yang terjadi
alam semesta akan terus mengembang secara eksponensial selamanya.
Alam Semesta Dini
Namun
sesungguhnya, alam semesta yang kita lihat saat ini berbeda jauh dengan masa
lalu. Jika manusia mengalami yang namanya pertumbuhan dari bayi sampai dewasa,
alam semesta juga demikian. Di awal sejarahnya, alam semesta merupakan daerah
yang sangat panas dan padat. Suatu keadaan yang berbeda jauh dari alam semesta
yang ada saat ini yang sudah sangat layak menjadi tempat hunia. Jika kita
menelaah ke masa lalu, maka akan ditemukan pada saat awal sejarah alam semesta,
keadaanya yang panas tidak memungkinkan adanya atom, karena elektron bergerak
bebas dan pada keadaan yang lebih awal lagi, nuklei terpisah menjadi proton dan
netron, dan alam semesta merupakan plasma yang luar biasa panas yang terdiri
dari partikel-partikel sub nuklir. Jika kita telusuri lebih jauh lagi ke awal
alam semesta maka akan ditemukan kalau alam semesta memiliki titik awal yang
dikenal sebagai dentuman besar atau ledakan besar.
Jika gambaran besar alam semesta
kita majukan dari Big Bang, maka akan kita temukan kalau alam semesta mengembang
dari plasma yang panas dan padat menjadi alam semesta yang cukup dingin yang
terlihat saat ini. Namun dalam sejarah pengembangannya, ada beberapa periode
singkat saat alam semesta masih berusia sekitar 1 menit dimana proton dan
netron tersintesis menjadi nuklei ( helium, deutrium, dan lithium, bersamaan
dengan proton-proton tunggal yang membentuk nukeli hidrogen).
Kemudian elektron bergabung dengan
nuklei membentuk atom saat alam semesta berusia sekitar 370 000 tahun. Pada
titik inilah alam semesta menjadi transparan dan dari radiasi foton yang lepas
kita bisa mendapatkan informasi tentang alam semesta.
Pada saat alam semesta mengembang
panjang gelombang mengalami pergeseran menjadi lebih panjang, sehingga
temperatur radiasi menurun sampai sekitar 3 derajat Kelvin, membentuk apa yang
kita kenal sebagai cosmic microwave background (CMB). CMB sendiri bisa
dinyatakan sebagai emisi yang datang dari alam semesta yang masih sangat muda
dan partikel berada dalam keadaan setimbang termodinamik sempurna. CMB menjadi
sangat penting, karena CMB merupakan petunjuk yang membawa informasi alam
semesta dini. Hasil CMB menunjukkan adanya homogenitas atau keseragaman yang
tinggi dalam distribusi temperatur alam semesta.
Isi alam semesta sendiri cukup
beragam, bukan hanya apa yang bisa terlihat. Dari yang terdeteksi, ternyata
alam semesta ini 5% terdiri dari materi (atom yang membentuk bintang, gas,
debu, dan planet). Dan ada 25 % dari alam semesta yang terisi oleh materi
gelap, partikel baru yang bahkan beum bisa dideteksi oleh laboratorium manapun
di bumi ini. Sementara 70% alam semesta diisi oleh energi gelap, yang
terdistribusi merata dan energi ini pun masih menjadi sbeuah misteri yang tak
terpecahkan bagi dunia sains. Energi gelap diperkirakan merupakan energi vakum
yang tak terpisahkan dari ruang waktu atau mungkin bisa juga sesuatu yang jauh
lebih eksotik dari itu.
Tampaknya model Big Bang
konvensional memberikan suatu keselarasan dengan hasil observasi, selama kita
memberikan suatu kondisi awal yang spesifik pada awal alam semesta yakni : alam
semesta yang mengembang dengan kerapatan yang sama di semua titik dalam ruang,
namun ada gangguan kecil yang menyebabkan alam semesta berkembang ke keadaan
sekarang. Mengapa demikian?
Dari model kosmologi standar terdapat
dua permasalahan besar yakni masalah horison dan masalah kurvatur alam semesta.
Semakin dini alam semesta, kerapatannya akan mendekati kerapatan kritis, maka
berapapun kerapatan alam semesta sekarang, pada alam semesta dini perbedaan
kerapatannya haruslah sangat kecil. Kalau tidak, maka kita tidak akan bisa
menjumpai alam semesta pada keadaan sekarang. Jika perbedaannya besar, maka
untuk model alam semesta tertutup, alam semesta sudah mengalami kehancuran
besar atau big crunch dan untuk model alam semesta mengembang, temperatur 3
Kelvin telah dicapai sebelum saat ini.
Sedangkan masalah horison berkaitan
dengan batas sesuatu yang bisa diamati dengan yang belum teramati. Intinya,
dari CMB kita temukan adanya keseragaman temperatur. Nah temperatur ini bisa seragam
tentu karena adanya komunikasi antara partikel-partikel dalam alam semesta.
Namun setelah kita telusuri jejak ke masa lalu, ternyata horison itu kecil dan
menunjukkan kalau setelah big bang dan alam semesta mengembang
partikel-partikel yang awalnya bisa saling berkomunikasi akan tidak bisa saling
berkomunikasi lagi karena berada di luar horison tersebut. Nah bagaimana supaya
partikel-partikel tersebut bisa saling berkomunikasi? Jawabannya perbesar
horison, nah jawaban yang memungkinkan untuk kedua masalah ini adalah adanya
inflasi alam semesta.
Inflasi alam semesta
Apa itu Inflasi? Inflasi alam
semesta merupakan pengembangan alam semesta secara eksponensial dalam waktu
yang sangat singkat saat alam semesta dini. Bahkan satu kedipan matapun lebih
lambat dari inflasi alam semesta. Inflasi terjadi dalam waktu kurang dari 1
detik. Cepat sekali bukan? Mengapa perlu adanya inflasi?
Inflasi diperlukan untuk memecahkan
masalah kurvatur alam semesta maupun masalah horizon. Dengan adanya inflasi
maka horizon alam semesta bisa diperbesar sampai keadaan dimana
partikel-partikel berada dalam lingkup horizon dan bisa saling berkomunkiasi.
Selain itu dengan pengembangan alam semesta secara tiba-tiba (eksponensial)
maka setelah alam semesta mengalami inflasi, setelah itu ia akan mengembang
mengikuti model standar dan pada akhirnya bisa mencapai keadaan saat ini. Tanpa
inflasi evolusi alam semesta mungkin sudah mencapai masa akhirnya (kehancuran
besar untuk alam semesta tertutup) atau kondisi dimana temperatur alam semesta
mencapai suhu 3 K terjadi jauh sebelum sekarang.
Namun sampai saat ini belum ada
model inflasi yang pasti. Berbagai model inflasi masih terus dikembangkan. Alam
semesta memang menyimpan segudang misteri untuk dipecahkan, namun setiap satu
misteri terungkap akan muncul misteri baru. Ruang waktu seperti sebuah jajaran
teka teki yang menanti manusia untuk mengisi setiap jawaban.
2.3 Konsep Alam
Semesta
Al Qur’an dapati kesimpulan yang cukup besar peluang
kebenarannya bahwa sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah
terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera
di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini
mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui
atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.
Dengan kata lain, kejadian dunia ini adalah sebagai “cermin
manifestasi” dan “kenyataan lahir” dari rencana Allah yang sebenarnya sudah
diberitahukan kepada manusia lewat Al Qur’an, sebelum kejadian tersebut
terjadi, dengan tidak ada tekanan apakah manusia mau atau tidak memahaminya
guna mendapatkan takwil isyarat-Nya.
Al Qur’an diturunkan bukan hanya kepada umat Islam, tetapi
sebagai mediator menyampaikan pesan Tuhan Pencipta Alam kepada semua
makhluk-Nya. Al Qur’an yang sedemikian sempurna ini memberi kabar dan cerita
semua kejadian di alam semesta ini.
Kemukjizatan Al-Qur'an ditandai dengan keorisinilannya sejak
diturunkan . Kitab suci ini juga tidak dapat ditandingi oleh siapa pun di dunia
ini hingga akhir zaman. Ia tidak akan lekang dimakan pergeseran masa dan dapat
diuji dari sudut mana pun juga. Sekarang pun, saat ilmu pengetahuan berkembang
pesat, ternyata Al-Qur'an sanggup menjawab tantangan sains modern.
Salah satu hal yang membuat takjub para ilmuwan adalah adanya
persesuaian antara konsep penciptaan alam semesta menurut Al-Qur'an dan sains
(ilmu pengetahuan) modern.
Dalam pandangan sains
modern, pada awalnya alam semesta ini masih berupa kabut gas yang panas dan
kemudian terpisah. Terpisahnya kabut gas ini merupakan proses awal terciptanya
galaksi-galaksi.
Dari pecahan-pecahan
kabut gas tersebut selanjutnya melalui proses evolusi terbentuk milyaran
matahari dengan planet-planetnya, termasuk bumi yang kita huni ini. Ilmuwan
cerdas yang pertama kali mengemukakan teori di atas bernama Laplace dari Perancis
dan Immanue Kant dari Jerman. Meskipun demikian, ratusan tahun sebelum ilmuwan
itu mengemukakan teorinya, Al-Qur'an telah menyebutkan secara gamblang.
Sebagaimana tertulis dalam Surat Al Anbiya ayat 30: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga yang
beriman?"
Ayat
tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11) :
Artinya : “ Kemudian Dia
menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami
datang dengan suka hati."
Teori alam semesta ini berasal dari kabut gas yang panas, dapat
juga dibaca dalam surat Fushillat ayat 9-12.
Ada beberapa kesimpulan penting yang dapat kita petik dari
ayat-ayat di atas,yaitu:
1.
Disebutkan bahwa antara langit dan bumi (kosmos) semula merupakan satu kesatuan
(ratg) lalu mengalami proses pemisahan (fatg). Perlu ditegaskan di sini,
bahwa
fatg dalam bahasa Arab artinya memisahkan dan ratg artinya perpaduan atau
persatuan beberapa unsur untuk dijadikan suatu kumpulan yang homogen.
2. Disebutkan adanya
kabut gas (dukhan) sebagai materi penciptaan kosmos.
3.
Disebutkan pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta) tidak terjadi
sekaligus,tetapi secara bertahap.
Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya
kosmos menurut sains modern, maka konsep penciptaan semesta yang tertera dalam
Al-Qur'an tidak dapat disangkal lagi kebenarannya.
Adanya kumpulan kabut gas dan terjadinya pemisahan-pemisahan
kabut gas tersebut atau dikenal dengan proses evolusi terbentuknya alam
semesta, sudah dipaparkan secara jelas oleh Al-Qur'an jauh sebelum sains modern
mengemukakannya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah penjelasan tentang
proses terciptanya alam semesta menurut ilmu pengetahuan modern.
Semula alam semesta ini terdiri dari satu kumpulan gas, yakni
gas hidrogen dan sedikit helium yang berputar secara pelan. Itu terjadi pada
zaman kuno, bermilyar-milyar tahun yang lalu. Kumpulan gas tersebut kemudian
menjasi potongan-potongan yang sangat besar dan banyak.
Ahli-ahli astrofisika (fisika bintang) memperkirakan tiap
potongan tersebut besarnya satu milyar sampai seratus milyar kali dari
matahari. Sedangkan besarnya matahari sekitar 300.000 kali dari bumi.
2.4 Ayat-Ayat
Al-Qur’an Yang Menerangkan Tentang Pembentukan Alam Semesta
Asal mula alam
semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat berikut:
وَهُوَ
الَّذِي خَلَق السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّام
Artinya : “Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa.” (QS. Huud : 7)
Keterangan
yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan
masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa
keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada
sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa
ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam
semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan
sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.
Rincian makna
ayat ini diterangkan dalam surat Fushilat ayat 9-12 yang berbunyi:
قل أئنكم لتكفرون بالذي خلق الأرض في يومين وتجعلون له أندادا ذلك رب العالمين (9) وجعل فيها رواسي من فوقها وبارك فيها وقدر فيها أقواتها في أربعة أيام سواء للسائلين (10) ثم استوى إلى السماء وهي دخان فقال لها وللأرض ائتيا طوعا أو كرها قالتا أتينا طائعين (11) فقضاهن سبع سموات في يومين وأوحى في كل سماء أمرها وزينا السماء الدنيا بمصابيح وحفظا ذلك تقدير العزيز العليم (12)
قل أئنكم لتكفرون بالذي خلق الأرض في يومين وتجعلون له أندادا ذلك رب العالمين (9) وجعل فيها رواسي من فوقها وبارك فيها وقدر فيها أقواتها في أربعة أيام سواء للسائلين (10) ثم استوى إلى السماء وهي دخان فقال لها وللأرض ائتيا طوعا أو كرها قالتا أتينا طائعين (11) فقضاهن سبع سموات في يومين وأوحى في كل سماء أمرها وزينا السماء الدنيا بمصابيح وحفظا ذلك تقدير العزيز العليم (12)
Di
dalam ayat Fushilat terkandung dalil yang menunjukkan bahwa Allah SWT memulai
ciptaan-Nya dengan menciptakan Bumi, kemudian menciptakan tujuh lapis langit.
Memang demikianlah cara membangun sesuatu, yaitu dimulai dari bagian bawah, setelah
itu baru bagian atasnya.
Surat Al-Baqarah ayat 29
Bahwa
Allah SWT setelah mernici ayat-ayat-Nya tentang diri manusia dengan
mengingatkan awal kejadian, sampai kesudahannya dan menyebutkan bukti
keberadaan serta kekuasaan-Nya kepada Makhluk-Nya melalui apa yang mereka
saksikan sendiri pada diri mereka, kemudian Dia menyebutkan ayat-ayat-Nya atau
bukti lain yang ada di cakrawala melalui apa yang mereka saksikan, yaitu
penciptaan langit dan bumi, untuk menunjukkan kekuasaan-Nya yang meliputi
segala-galanya dan menunjukkan betapa banyak karunia-Nya kepada umat manusia
dengan menjadikan segala yang di bumi sebagai bekal dan persediaan untuk
dimanfaatkan.
Untuk itu Allah
SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
Arti surat
Al-an’am:101-104
"Dia Pencipta langit dan bumi.
Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia
menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki
sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain
Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara
segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat
melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka
barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri;
dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya
kembali kepadanya." (QS. AlAn'am: 101-104).
2.5 Teori-Teori
Terbentuknya Alam Semesta
Manusia
berusaha memahami alam semesta
ini dari zaman dahulu bahkan
sampai sekarang. Pada jaman kejayaan Yunani, orang percaya bahwa Bumi merupakan
pusat dari alam semesta ini ( Geosentrisme ). Namun, berkat pengamatan dan
pemikiran yang lebih tajam, pandangan itu berubah sejak Zaman abad pertengahan
yang dipelopori oleh Copernicus menjadi Heliosentrik, yaitu matahari menjadi pusat
beredarnya bumi dan planet-planet lain.
Dengan
diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit
yang sampai di bumi, timbulah beberapa teori yang mengungkapkan tentang
terbentuknya Alam Semesta. Teori-teori tersebut ialah sebagai berikut:
1. Teori
Kabut
Teori
ini disebut istilah Nibualai teori yang bertitik tolak dari adanya
suatu kumpulan kabut yang berputar perlahan-lahan, bagian kabut itu
lama-kelamaan berubah menjadi kumpulan gas yang kemudian menjadi struktur alam
semesta ini.
Ferre
Simon De Lap Lace, mengatakan bahwa alam semesta berasal dari kabut panas
berpilin, karena pilinannya itu gumpalan kabut membentuk bentulan bulat seperti
bola yang besar dimana makain kecil bola itu makin cepat pilinannya akibatnya
bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar pada bagian equatornya,
bahkan kemudian sebagian masa gas di equatornya itu menjauhi dari gumpalan
Intinya sehingga membentuk struktur alam semest
2. Teori Pasang Surut
Jeans
dan Jeffri melukiskan bahwa terjadinya alam semesta merupakan masa matahari
yang lepas membentuk bentukan cerutu yang mencorok kearah bintang akibatnya
bintang makin menjauhi masa, masa tersebut terputus-putus dan membentuk
gumpalan gas disekitar matahari gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membeku
menjadi struktur pelengkap susunan alam semesta.
3. Teori Ledakan
Teori
ini disebut dengan istilah Bang teori, bertitik tolah pada asumsi adanya suatu
masa yang sangat besar meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Masa itu
kemudian berserakan dan mengembangkan dengan sangat cepatnya menjauhi pusat
ledakan.
Gamo
Alfhor dan Herman mengatakan pada saat ledakan Maha dahsyat itu terjadi semua
materi terlempar ke seluruh jagat raya kesemua arah yang kemudian membentuk
bintang-bintang dan glaksi, karena tidak mungkin materi seluruh alam itu
berkumpul di suatu tempat dalam ruang tanpa gaya grafitasi yang sangat kuat.
Maka disimpulkan kemudian bahwa "Ledakan Besar" itu terjadi ketika
seluruh materi Cosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu yang
sangat tinggi, alam semesta lahir dari singolaritas fisis dengan keadaan
ekstern.
4. Teori Ekspansi Dan Kontraksi
Teori
ini berlandaskan pada pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam semesta, yaitu
masa-ekspansi dan masa kontruksi yang diduga siklus tersebut berlangsung dalam
durasi 30.000 juta tahun. Dalam masa depang ekspansi kemudian terbentuklah
galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini didukung oleh adanya tenga yang bersumber
dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya membentuk berbagai unsur lain yang
kompleks. Pada masa kontraksi, galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk
meredup dan unsur-unsur yang terbentuk menyusul mengeluarkan tenaga berupa
panas yang tinggi-tinggi.
Teori
ini juga dikemukakan oleh Edwin Hubble, dia menyatakan bahwa alam semesta
memuai seperti gelembung gas panas yang secara tiba-tiba melepas dari ruang
hampa. Dia melakukan sebuah percobaan melalui teropong bintang raksasa pada
tahun 1929 bahwa disitu menunjukkan adanya pemuaian adanya alam semesta. Ini
berarti alam semesta merekspansi dan ekaspansi itu menurut Gamau melahirkan
sekitar 100 miliyar galaksi yang masing-masing galaksi rata-rata memiliki 100
miliyar bintang.
5. Teori Awan Debu
Pada
tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl Font Wisaiker
mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan teori awan debu yang mengemukakan
bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Lebih 5000 juta
tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemanpatan. Pada proses
pemanpatan itu partikel-partikel debu tertarik kebagian pusat awan itu
membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin.
Lama-kelamaan
gumpalan gas itu memipih bentuk cakram yang tebal dibagian tengah dan tipis
dibagian tepinya bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat dari bagian
tepinya. Partikel-partikel dibagian tengah itu kemudian saling menekan sehingga
menimbulkan panas dan menjadi pijar bagian inilah yang kemudian menjadi
matahari sedangkan bagian luar berpusing sangat cepat, sehingga terpecah
menjadi gumpalan
gas dan debu yang lebih kecil. Bagian inilah yang kemudian membeku dan menjadi
sturuktur alam semesta.
6. Teori Planetesimal
Pada
tahun 1843 sampai 1928 seorang ahli biologi bernama Thomas C. Chamberlin dan
Fores R. Molton mengemukakan bahwa matahari telah ada sebagai salah satu dari
bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa ada sebuah bintang berpapasan pada
jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya terjadilah peristiwa pasang naik pada
permukaan matahari maupun bintang yang sebagian dari masa matahari itu tertari
kearah bintang.
Pada
waktu bintang menjauhi sebagian masa dari matahari itu jatuh kembali
kepermukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa sekitar
matahari. Hal inilah yang dinamakan planetisimal yang kemudian menjadi struktur
alam semesta.
2.6 Proses Kejadian
Alam Semesta Menurut Ayat Al-Qur’an
Allah swt telah mengatur semua proses penciptaan bumi. Dan Allah
telah memberitahukan kepada umatnya mengenai penciptaan bumi dan alam semesta
melalui Al-quran. Kitab suci umat islam inilah sumber dari segala macam ilmu
pengetahuan.
Di dalamnya semua ilmu pengetahuan tertulis untuk membantu kita
mencari pengetahuan dan terus mengimani isi-isinya. Dalam hal ini saya berupaya
untuk sedikit menkaji mengenai ayat dalam al-quran yang membahas megenai
penciptaan bumi.
Dalam surat An Naaziat (79) ayat 27 – 33 menerangkan proses
penciptaan bumi dan alam semesta. Dalam ayat tersebut tertulis bumi dan alam
semesta tercipta dalam enam masa. Masih dalam perdebatan mengenai enam masa
yang dimaksud. Entah itu enam tahun, enam hari, enam periode, ataupun enam
tahapan. Dalam hal ini kami mencoba mengkaji enam masa yang dimaksud. Tulisan
ini kami ambil dari berbagai sumber.
Annaziat ayat 27 :
”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah
membinanya”
Dalam ayat tersebut dimulailah mengenai masa I penciptaan bumi.
Pasa masa I ini dijelaskan mengenai penciptaaan langit. Dalam ilmu tata surya
dikenal dengan istilah ”Teori Big Bang”. Teori Big Bang adalah salah satu teori
ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam
semesta.
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi
super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu.
alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar. Bukti dari teori ini
ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu
(dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut, terdiri dari hidrogen.
Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan
berkondensasi sambil berputar dan memadat. Bisa diaktakan awan dan langit yang
kita lihat selama ini adalah bentuk pertama dari penciptaan bumi dan alam
semesta.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan,
menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang
tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan
gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen
(lembaran) dan void (rongga).
Jadi, alam semesta yang
kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang
terisi.
Annaziat
ayat 28 :
”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya”
Ayat ini menerangkan masa II dari penciptaan bumi. Dua kata
kunci dalam ayat ini adalah “meninggikan dan menyempurnakan”. Mengembang yang
dimaksud adalah proses berkembangnya seluruh galaksi yang saling menjauh antar
satu sama lain.
Dan langit-langit menjadi semakin meninggi. Mengembangnya alam
semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini
tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung.
Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini
dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
Annaziat ayat 29 :
”Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan
menjadikan siangnya terang benderang ”
Memasuki masa III, di sini yang dapat kita saksikan dalam
kehidupan sehari-hari. Allah SWT telah membuat siang-malam secara bergantian.
Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan menjadikan siang yang terang
benderang. Dapat diartikan dalam ayat ini Matahari sebagai sumber cahaya dan
bumi berputar mengelilinya. Karena perputaran bumi tersebut terjadilah siang
dan malam.
Annaziat ayat 30 :
”Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya ”
Di
masa IV inilah mulai bumi terbentuk. dimulai dengan pembentukan superkontinen
Pangaea di permukaan Bumi.
Annaziat ayat 31 :
“Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya”
Pada ayat ini, dijelaskan mengenai masa V penciptaan bumi yaitu
evolusi air. Ketika bumi terbentuk air belum ada. Air diperkirakan berasal dari
komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis.
Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan
unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai
hujan yang pertama. setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan
bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
Annaziat ayat 32 :
“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh”
Memasuki masa VI, atau masa terakhir, bumi mulai diisi dengan
gunung-gunung yang terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan
munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar
lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah.
Setelah terbentuk gunung, maka diciptakanlah hewan-hewan, dan
manusia hingga sekarang ini.
Dijelaskan dalam
Annaziat ayat 33 :
”(semua itu) untuk
kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”.
Begitulah kira-kira proses penciptaan bumi. Banyak dari
ayat-ayat dan surat lain yang menjelaskan mengenai penciptaan bumi. Namun saya
hanya memfokuskan kepada surat Annaziat, ayat27-33. untuk lebih jelasnya bisa
kaji bersama-sama kedepannya nanti.
Hikmah apa yang bisa
petik?
1. Dalam surat Al
baqarah ayat 2 dijelaskan:
”Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”
Sangat jelas di dalam al quran tidak keraguan seluruh isi di
dalamnya. Semuanya isinya telah terbukti berdasarkan alam yang telah ada, dan
juga melalui ilmu pengetahuan. jika kita terus berpegang teguh pada Al Quran
insya Allah kita termasuk orang yang bertaqwa.
2.
Al quran tidak hanya untuk sekadar di baca, namun diperlukan pengkajian lebih
dalam mengenai segala macam isi-isinya. Di dalamnya terdapat segala macam ilmu
pengetahuan yang bisa terus kita gali.
3.
Segala sesuatu mengenai kehidupan di bumi ini, telah diatur oleh Allah SWT.
Kita tinggal bertaqwa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk kebenaran dalam
hidup ini.
Penemuan di bidang astronomi menyebabkan kosmologi terbagi dalam
dua kelompok.:
1.
Kelompok pertama beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari permulaan
diciptakannya sampai sekarang ini tak berubah
2.
Kelompok kedua dan yang paling diakui saat ini beranggapan bahwa alam semesta
ini dinamis, bergerak atau berubah dan sampai saat ini masih terus
mengembang/membesar.
Kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis
ditunjang oleh ilmu pengetahuan modern. Menurut teori evolusi, pengembangan
seperti dibuktikan oleh adanya big bang, ditafsirkan bahwa alam semesta ini
dimulai dengan satu ledakan dahsyat.
Materi yang terdapat dalam alam semesta itu mula-mula berdesakan
satu sama lain dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya
berupa proton, neutron, dan elektron, tidak mampu membentuk susunan yang lebih
berat. Karena mengembang, maka suhu menurun sehingga proton dan neutron
berkumpul membentuk inti atom. Kecepatan mengembang ini menentukan macam atom
yang terbentuk.
Para ahli ilmu alam telah menghitung bahwa masa mendidih itu
tidak lebih dari 30 menit. Bila kurang artinya mengembung lebih cepat, alam
semesta ini akan didominir oleh unsur hidrogen. Apabila lebih dari 30 menit,
berarti mengembung lambat, unsur berat akan dominan
Selama 250 juta tahun sesudah ledakan dahsyat, energi sinar
dominan terhadap materi, transformasi di antara keduanya bisa terjadi sesuai
dengan rumus Einstein, E = mc2.
Dalam proses pengembungan ini energi sinar banyak terpakai dan
materi semakin dominan. Setelah 250 juta tahun maka masa dari materi dan sinar
menjadi sama. Sebelum itu, tidak dibayangkan behwa materi larut dalam panas
radiasi, seperti garam larut di air.
Pada masa itu, setelah lewat 250 juta tahun, materi dan
gravitasi dominan, terdapat differensiasi yang tadinya homogen.
Bola-bola gas masa galaxi
terbentuk dengan garis tengah kurang lebih 40.000 tahun cahaya dan masanya 200
juta kali massa matahari kita. Awan gas gelap itu kemudian berdifferensiasi
atau berkondensasi menjadi bola-bola gas bintang yang berkontraksi sangat
cepat. Akibat kontraksi atau pemadatan itu maka suhu naik sampai 20.000.000
derajat, yaitu threshold reaksi inti, dan bintang itupun mulai bercahaya.
Karena sebagian dari materi terhisap ke pusat bintang, maka
planet dibentuk dari sisa-sisanya. Yaitu butir-butir debu berbenturan satu sama
lain dan membentuk massa yang lebih besar, berseliweran di ruang angkasa dan
makin lama makin besar sehingga terbentuk planet-planet ataupun benda angkasa
lainnya selain bintang.
Diperkirakan proses pengembangan alam semesta tersebut masih
berlangsung hingga saat ini. Dimana setiap galaksi satu dan galaksi lainnya
saling berjauhan satu sama lain setiap waktunya. Proses ini akan terus
berlangsung hingga akhir jaman, dimana alam semesta sudah tidak memiliki energi
yang menopangnya lagi dan alam ini sudah mencapai batas akhir dari proses
pengembangannya.
Hingga akhirnya alam
semesta ini runtuh. Tak bisa kita bayangkan kerusakan apa yang akan terjadi
ketika bumi, planet yang menjadi rumah bagi manusia, tertimpa reruntuhan alam
semesta yang tak terhingga besarnya.
2.7 Teori
Terbentuknya Galaksi Dan Tata Surya
1. Galaksi
Ada
satu Hipotesis (dugaan sementara yang harus teruji kebenarannya sehingga ia
menjadi teori), yaitu hipotesis Fowler (1957), menurutnya 12 ribu tahun yang
lalu, galaksi kita tidak seperti keadaan seperti sekarang ini, ia masih berupa
kabut gas hidrogen yang sangat besar yang berada di ruang angkasayang bergerak
perlahan melakukan rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat, karena gaya
beratnya maka ia mengadakan kontraksi dan kondensasi sambil terus berputar pada
sumbunya.
Saat
kontraksi massa bagian luar banyak yang tertinggal. Bagian yang berkisar
(berputar) lambat dan mempunyai berat jenis yang besar akan membentuk
bintang-bintang. Dengan cara yang sama bagian luar yang tertinggal juga
mengadakan kondensasi sehingga terbentuklah planet.
Demikian
juga planet membentuk satelit bulan. Galaksi, tempat matahari kita berinduk
diberi nama MILKY WAY atau BIMA SAKTI.
Macam-macam
Galaksi
Dari hasil
pengamatan selanjutnya, ternyata di alam semesta terdapat beribu-ribu galaksi dengan berbagai
bentuk dan ukuran yakni :
·
Galaksi
elips
·
Galaksi Spiral
·
Galaksi
tidak beraturan
Galaksi
Elips merupakan galaksi yang sudah tua, terbentuk dari bintang-bintang yang
sudah tua, lebih redup dibandingkan tipe spiral dengan banyak bintang merah besar,
pambentukan bintang baru sudah berhenti.
Galaksi
Spiral berbentuk spiral amat besar dengan inti di tengah (nukleus)dan lengan
spiral dan cakram (disk). Pada lengan ini terkonsentrasi debu dan gas (nebulae)
dimana terdapat pembentukan bintang aktif, bila dilihat dari samping, galaksi
ini
tampak seperti
elips berlengan dan dikelilingi atmosfer bercahaya, serta terdapat
lingkaran-lingkaran kumpulan beribu-ribu bintang yang disebut Globular Cluster.
Jumlah
galaksi ini kurang lebih 80% dari galaksi yang ada. Salah satu contoh galaksi
spiral adalah galaksi Canes Venatici.
Galaksi
Tak Beraturan terdiri dari bermiliar-miliar bintang muda berwarna putih
kebiruan dan bintang raksasa biru yang sangat panas. Diantara bintang-bintang
tersebut bertebaran gas dan debu luar angkasa. Banyaknya galaksi berbentuk tak
beraturan ialah 3%.
Galaksi Bima Sakti
Induk
dari matahari kita ialah galaksi Bima Sakti atau Milky Way, karena berdasarkan
pengamatan, Galaksi Bima Sakti bila dilihat dari atas berwujud seperti spiral
raksasa yang berputar.
Dari
samping terlihat seperti elips yang sangat besar. Bintang-bintang bertebaran
dalam lengan spiral, diantaranya matahari kita. Jaraknya 30.000 tahun cahaya
dari pusat galaksi atau 20.000 tahun cahaya dari ujung atau pinggir galaksi. Galaksi
Bima Sakti bergaris tengah 100.000 tahun cahaya.
Makin
ke tengah, tebaran bintang makin merapat dan diperkirakan pusat galaksi
merupakan bola bintang raksasa sehingga galaksi ini berbentuk bulat pipih
seperti kue cucur.
2. Tata Surya
Terdiri
dari benda-benda seperti meteor-meteor, planet, satelit, komet-komet, debu dan
gas antar planet yang beredar mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Banyak
teori yang dikemukakan tentang
terbentuknya tata surya namun dari beberapa teori tersebut belum ada satu pun
yang diterima oleh semua pihak, teori-teori tersebut diantaranya :
a. Hipotesis Nebular
Dikemukakan
oleh Kant dan Laplace (1796) yang meyakini terbentuknya tata surya merupakan
kondensasi awan panas atau kabut gas yang sangat panas, yang sebagian terpisah
dan merupakan cicin yang
mengelilingi pusat. Pusatnya itu menjadi sebuah bintang atau matahari.
Bagian yang mengelilingi pusat tersebut
berkondensasi membentuk suatu formula yang serupa dengan terbentuknya matahari
tadi, setelah mendingin, benda-benda ini akan menjadi planet-planet seperti
bumi dengan benda-benda yang mengelilinginya.
b. Hipotesis planettesimal
Dikemukakan
oleh Chamberlain dan Moulton. Hipotesis ini bertitik tolak dari pemikiran yang
sama dengan teori Nebular yang menyatakan bahwa system tata surya terbentuk
dari kabut gas yang sangat besar, berkondensasi, perbedaannya ialah terletak
pada asumsi bahwa terbentuknya planet-planet itu tidak harus dari satu badan,
tetapi diasumsikan adanya bintang besar lain yang kebetulan sedang lewat di
dekat bintang yang merupakan bagian dari tata surya kita. Kabut gas dari
bintang lain itu sebagian terpengaruh oleh daya tarik matahari kita dan setelah
mendingin terbentuklah benda-benda yang disebut Planettesemal. Planettesemal
merupakan benda-benda kecil yang padat.
Teori
ini merupakan jawaban dari pertanyaan mengapa ada satelit-satelit pada Jupiter
maupun saturnus yang orbitnya berlawanan rotasi planet itu.
c. Teori Tidal Atau Teori Pasang Surut
Dikemukakan
oleh James dan Harold Jeffreys (1919). Menurutnya planet merupakan pecikan dari
matahari yang disebut Tidal. Tidal yang besar akan menjadi planet baru
disebabkan karena bergerak mendekatnya dua matahari, hal ini jarang sekali
terjadi. Seperti dalam teori diatas bahwa dua bintang yang saling mendekat akan
membentuk planet yang baru.
d. Teori Bintang Kembar
Berpendapat
bahwa dulu matahari adalah sepasang bintang kembar. Oleh suatu sebab salah satu
bintang meledak akibat gaya tarik gravitasi, bintang yang satunya sekarang
menjadi matahari, pecahannya tetap beredar mengelilinginya.
e. Teori Creatio Continua
Dikemukakan
Fred Hoyle, Bondi dan Gold. Berpendapat bahwa saat diciptakan alam semesta ini
tidak ada, alam semesta ada dan selamanya tetap ada setelah diciptakan. Setiap
saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap, yang kemudian mengembun
menjadi kabut, bintang dan jasad alam semesta, karena partikel yang lebih besar
daripada partikel yang lenyap, maka jumlah materi makin bertambah dan
mengakibatkan pemuaian alam semesta. Pengembangan tersebut mencapai titik batas
10 milyar tahun, dalam kurun waktu tersebut akan menghasilkan kabut-kabut baru. Teori ini berpendapat bahwa 90 % materi
alam semesta ialah hidrogen yang akhirnya membentuk helium dan zat-zat lainnya.
f. Teori G.P. Kuiper (1950)
Teori
ini didasari keadaan yang ditemui di luar tata surya yang mengandaikan matahari
serta semua planet berasal dari gas purba di ruang angkasa, proses terlahirnya
bintang dikarenakan banyaknya kabut gas, yang lambat laun memampatkan diri
menjadi massa yang semakin lama semakin padat dikarenakan gaya gravitasi molekul
tersebut. Satu
atau dua materi memadat di tengah dan gumpalan kecil melesat di sekitarnya.
Gumpalan
tengah menjadi matahari dan gumpalan kecil menjadi bakal planet. Matahari yang
sudah menjadi padat menyala dengan adanya api nuklir dan kemudian mendorong gas
yang masih membungkus planet menjadi sirna sehingga tampak telanjang.
Susunan
Tata Surya
Tata
Surya berarti adanya suatu organisasi yang teratur dengan matahari sebagai
induk. Pada zaman yunani kuno, orang-orang yunani mengenal lima planet yang
dilakukan dengan pengamatan secara kasar, planet tersebut ialah Merkurius,
Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus dengan bumi sebagai pusatnya, namun pada
abad ke-16 Nicolas Copernicus ( ilmuwan Polandia ) berhasil mengubah pandangan
salah yang dianut selama berabad-abd tersebut, menurutnya bumi ialah planet
sama halnya seperti planet lain, bumi beredar mengelilingi matahari sebagai
pusatnya ( heliosentris ), pandangan tersebut didasari perhitungan yang
sistematis yakni berkat bantuan teropong sebagai alat pengamat dan dengan
berkembangnya matematika dan fisika sebagai sarana penunjang sehingga dapat
mengamati planet-planet lainnya termasuk planet Pluto sebagai planet terjauh.
Planet-planet
dapat dikelompokan menjadi dua, yakni planet dalam dan planet luar. Planet
dalam yakni planet yang dekat dengan matahari, yakni : merkurius, venus, bumi
dan mars. Planet Luar yakni terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, neptunus
dan Pluto. Planet dalam umumnya lebih kecil dari [lanet luar, namun mempunyai
massa jenis yang lebih besar.
Peredaran
planet mengelilingi matahri disebut gerak revolusi. Disamping itu planet-planet
beredar mengelilingi sumbunya disebut gerak rotasi yang menyebabkan timbulnya
peredaran siang dan malam.
Gerak
revolusi dan gerak rotasi searah jarum jam yakni dari timur ke barat. Waktu
untuk satu putaran revolusi disebut kala revolusi yakni 365 ¼ hari dan waktu
satu putaran rotasi disebut kala rotasi yakni 24 jam.
Bagian-Bagian Tata
Surya
Tata
surya terdiri dari matahari sebagai pusat dan benda-benda lain seperti planet ,
satelit, meteor, komet, debu dan gas antarplanet beredar mengelilinginya.
Keseluruhan sistem ini bergerak mengelilingi pusat galaksi.
Planet merupakan suatu benda yang dingin,
sinarnya yang tampak kemilau dari bumi itu, tidak lain ialah cahaya matahari
yang dipantulkan. Jadi, tidak ubahnya seperti bulan purnama. Sebelum kita mengenal masing-maisng
planet tersebut secara lebih mendalam, sebaiknya kita bicarakan lebih dahulu
tentang matahari sebagai pusat tata surya.
1. Matahari
Matahari
ialah suatu bola gas pijar yang terdiri dari 49% atom hidrogen (H) dan 5,6%
atom helium (He), serta sisanya campuran unsur-unsur karbon (C ) dan atom
lainnya. Bentuk matahari ternyata tidak bulat benar. Ia mempunyai semacam
ekuatoe dan kutub, karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000
mil, sedangkan garis tengah antarkutubnya 43 mil lebih pendek.
Matahari
juga merupakan tata surya yang paling besar karena 98% massa tata surya
terkumpul pada matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga
merupakan sumber-sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari
inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer,
kromosfer dan korona.
Menurut
perhitungan para pakar, temperatur di permukaan matahari sekitar 6.0000C.
jenis batuan atau logam apa pun yang kita kenal di bumi akan lebur pada tempera
tur setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian tengahnya, yang
diperkirakan tidak kurang dari 25 juta 0C.
Lapisan
bola matahari bagian dalam disebut fotosfer (bahasa Yunani,
photos: cahaya, sphera: bola), yang artinya bola bercahaya memancar, radiasi fotosfer sangat kuat pad
agelombang tampak mata. Sedangkan atmosfer bumi dapat meloloskan panjang
gelombang tampak mata. Mata manusia sangat sensitif terhadap panjang gelombang
tampak mata ini. Fotosfer tebalnya kira-kira 220 mil.
Kromosfer (bahasa Yunani, chromos; warna, sphera: bola). merupakan lapisan luar dari fotosfer.
Warnanya kemerahan berasal dari hidrogen yang berpijar. Lapisan ini mempunyai
lidah-lidah api yang menjilat ke laur.
Tebal
kromosger kira-kira 9.000 mil. Lapisan lebih luar dari kromosfer ialah korona.
Korona berupa sinar kemilauan yang tebalnya kadang-kadang meleihi garis tengah
matahari itu sendiri. Korona tampak jelas (berwarna putih perak) mengelilingi
matahari pada waktu terjadi gerhana matahari, karena fotosfer dan kromosfer
terhalang oleh bulan.
Matahari
sangat penting bagi kehidupan di muka bumi karena :
1) Merupakan sumber energi (sinar panas).
Energi yang terkandung dalam batbara dan minyak bumi sebenarnya juga berasal
dati matahari;
2) Mengontrol stabilitas peredaran bumi
yang juga berarti mengontrol terjadinya siang dan malam, bulan, tahun serta
mengontrol peredarana planet lainnya.
2. Planet Merkurius
Planet
merkurius merupakan planet terkecil dan terdekat dengan matahari. Merkurius
tidak mempunyai satelit atau bulan dan juga hawa atau udara. Planet ini
mengandung albedo, yaitu perbandingan antara cahaya yang
dipantulkan dengan yang diterima dari matahari sebesar 0,07. Ini berarti 0,93
atau 93% cahaya yang berasal dari matahari diserapknya.
Garis
tengahnya 4.500 km lebih besar daripada garis tengah bulan yang hanya 3.160 km.
karena letaknya yang begitu dekat dengan matahari maka bagian yang menghadap
matahari sangat panas, sebaliknya yang tidak menghadap matahari dingin sekali.
Hal ini disebabkan karena Merkurius tidak memiliki atmosfer dan bulan
(satelit). Diperkirakan tidak ada kehidupan sama sekali di Merkurius.
Merkurius
mengadakan rotasi dalam waktu 58,6 hari. Ini berarti panjang siang harinya
lebih dari 28 hari, demikian juga pada malam harinya. Merkurius mengelilingi
matahari dalam waktu 88 hari.
3. Planet Venus
Planet
ini dinamakan Venus karena bila dilihat dari bumi merupakan planet yang
paling banyak memantulkan
cahaya matahari akibat sifat dari permukaanya. Orang Yunani menganggap keadaan
planet itu sangat cantik seperti dewi kecantikan mereka (Venus).
Planet
ini lebih kecil dari bumi, mempunyai albedo 0,8 atau 20% cahaya matahari yang
datang akan diserapnya. Planet ini diliputi awan tebal (atmosfer) yang mungkin
terjadi dari karbon dioksida, tetapi tidak mengandung uap air dan oksigen.
Planet ini juga tidak mempunyai satelit.
Venus
menempati urutan kedua terdekat dengan matahari. Planet ini terkenal sebagai
bintang kejora yang bersinar terang pada waktu sore atau pagi hari. Besarnya
hampir sama dengan bumi, bergaris tengah 12.320 km, sedangkan bumi bergaris
tengah 12.640 km. rorasi Venus kurang lebih 247 hari dan berevolusi
(mengelilingi matahari) selama 225 hari, artinya 1 tahun venus adalah 225 hari.
Dengan
analisis spektrum atas cahaya yang datang dari Venus, dapat diketahui bahwa di
sana terdapat oksigen. Atas dasar analogi bahwa keberadaan gas oksigen yang tetap jumlahnya di udara
disebabkan oleh tumbuhan yang mengadakan fotosintesis maka dapat diperkirakan
bahwa di Venus pun ada kehidupan.
Rotasi
Venus berlawanan dengan rotasi bumi, bumi berotasi dengan arah barat-timur,
sedangkan venus rotasinya timur-barat.
4. Planet Bumi dan
Bulannya
Bumi
menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari. Besarnya hampir sama dengan
venus dan bergaris tengah 7.900 mil atau 12.646 km.jarak antara bumi dengan
matahari ialah 149 juta km. jarak ini dijadikan satuan jarak astronomical Unit (AU). Jadi, 1
AU = 149 juta km.
Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti satu
hari bumi lamanya ialah 24 jam, sedangkan satu hari venus ialah 247 kali dari
bumi, yakni 247 x 24 jam. Bumi mengadakan revolusi selama 365 ¼ hari. Satu kali
putaran mengelilingi matahari disebut juga satu tahun . sekarang mari kita
bandingkan dengan 1 tahun merkurius = 88 hari bumi, sedangkan 1 tahun mars =
1,9 tahun bumi. Berat jenis rata-rata bumi ialah 5,52.
5. Bulan
Bulan
merupakan satu-satuan satelit bumi dan tidak memiliki atmosfer. Jarak bulan
dengan bumi adalah 240 ribu mil= 384 ribu km dan bargaris tengah 2.160 mil atau
3,456 km. jarak terjauh bulan dari pusat bumi 406.700 km dan jarak terdekatnya
356.400 km.
Pada
permukaan bulan, terdapat gunung-gunung dan dataran rendah seperti bumi. Namun
lubang-lubang kepundannya tampak besar-besar sampai ada yang bergaris tengah 8
km.
Oleh
karena bulan tidak beratmosfer maka raut permukaan bulan tetap abadi sebab
tidak ada erosi. Tidak adanya atmosfer dapat dibuktikan dengan tidak
dibiaskannya sama sekali sinar bintang yang datangnya dari belakang bulan ke
bumi. Sinarnya merupakan pantulan sinar matahari sehinga dengan pantulan itu permukaan
bulan
dapat berubah-ubah. Perubahan penampakan bulan disebut fase. Fase bulan terjadi
karena bulan mengitari bumi (revolusi).
Ada
delapan fase bulan, yakni :
a. Fase bulan baru, terjadi
pada kedudukan dengan urutan matahari bulan-bumi (konjungsi)
b. Fase bulan sabit, terjadi pada
kedudukan setelah konjungsi dan akan memasuki kedudukan kuartir
c. Fase bulan setengah penuh,
terjadi pada kedudukan bulan-bumi tegak lurus pada matahari –bumi (kuartir)
d. Fase bulan bungkuk, terjadi
pada kedudukan setelah kuartir dan akan memasuki kedudukan oposisi
e. Fase bulan purnama, terjadi
pada kedudukan dengan urutan matahari bumi-bulan (oposisi)
f. Fase bulan bungkuk, terjadi
pada kedudukan oposisi dan akan memasuki kedudukan kuartir
g. Fase bulan setengah penuh,
terjadi pada kedudukan bulan bumi tegak lurus pada matahari-bumi
h. Fase bulan sabit, terjadi pada
keadaan setelah kuartir dan akan memasuki kedudukan konjungsi.
Dalam
kalender yang mendasarkan pada peredaran bulan sebagai acuannya, tanggal
diambil pada saat bulan baru atau disebut bulan mati. Pada saat tersebut bulan berada
diantara bumi dan matahari sehingga tidak ada cahaya matahari yang bisa
dipantulkan bulan ke bumi. Kemudian, karena bulan bergerak mengelilingi bumi,
makin lama semakin banyak permukaan bulan
yang tampak disinari matahari., bulan mulai kelihatan sebagai bulan sabit.
Dan
ini langsung sampai sekitar tanggal 7, yakni saat bulan dalam keadaan setengah
penuh. Antara tanggal 7 dan tanggal 15, permukaan bulan yang disinari matahari
semakin banyak.
Keadaan
ini disebut bulan bungkuk.
Saat bulan purnama, yaitu sekitar tanggal 14, bumi berada diantara bulan dan
matahari. Pada kedudukan ini bulan bersinar penuh, karena bulan berada persis
di belakang bumi, apabila dilihat dari matahari. Setelah bulan purnama
berlangsung, bulan memasuki fase bungkuk lagi, kemudian menjadi setengah penuh
pad atangga 21, dan menjadi bulan sabit lagi sampai bulan baru berikutnya.
Perhitungan tahun menurut bulan mengelilingi bumi disebut perhitungan qamariah
(bahasa Arab, qamar = bulan).
Penanggalan
Hijriah dasarnya adalah peredaran bulan mengelilingi bumi. Perhitungan kapan
mulai bulan baru dan kapan pula akhirnya bulan ramadhan bagi umat islam menjadi
sangat penting. Meningat pada bulan ramadhan umat Islam berpuasa, kemudian
setelah bulan Ramadhan berakhir, umat islam dilarang berpuasa. Oleh sebab itu,
pemeluk agama Islam harus
mengetahui secara tepat kapan mulai dan kapan berakhirnya bulan Ramadhan
tersebut. Perhitungan tahun
menurut peredaran bumi mengitari matahari disebut perhitungan Syamsiah (bahan
arab, Syam = matahari). Contohnya penanggalan Masehi.
a. Gerhana bulan
Apabila
permukaan bulan terkena oleh bayang-bayang bumi maka akan terjadi gerhana bulan dan bila bumi yang terkena
bayangan bulan maka terjadilah gerhana matahari.
Para
ilmuwan telah dapat memperhitungkan dengan akurat, kapan akan terjadi gerhana
bulan, tidak saja pada tahun berapa, tapi hari, tanggal, jam bahkan perhitungan
detiknya.
6. Planet Mars
Planet
ini diberi nama sesuai dengan nama Dewa Pernah orang Yunani, karena planet ini
berwarna kemerah-merahan seperti darah yang diduga tanahnya mengandung banyak
besi oksigen. Pada permukana planet ini didapatkan warna-warna hijau, biru dan
sawo matang yang selalu berubah sepanjang tahun.
Dugaan
ini bertolak pada kenyataan-kenyataan berikut ini : Berdasarkan
pengamatan melalui teropong dan foto, pada permukana Mars terdapat semacam
kanal (saluran atau dam air) yang sangat panjang dan lurus sekali.
Kanal ini menghubungkan bagian Mars yang
tertutup salju dengan bagian yang panas. Bila kanal ini buatan alam, apakah
mungkin selurus itu? Mars tampaknya diselubungi oleh atmosfer.
Dugaan ini bertolak dari kenyataan bahwa
permukaan Mars dari waktu ke waktu selalu tampak berbah, baik berubah dalam
bentuk atau gambar maupun wa rnanya. Fenomena ini mengarah kepada adanya
tumbuhan pada permukaanya dan adanya awan yang menyelubungi seperti layaknya di
bumi.
Penelitian
terakhir menunjukkan bahwa pada planet Mars terdapat uap air meskipun dalam
jumlah yang sangat kecil, tetapi para pakar lebih cenderung mengatakan bahwa
perubahan warna permukana planet disebabkan oleh angin pasir, bukan oleh
organisme.
Hal
lain yang menarik di planet ini adalah adanya dua buah bulan dan biasa disebut
dengan nama satelit. Satelit yang kecil diberi nama phobos. Satelit ini dekat
dengan planet Mars dan
hanya berjarak 3.700 mil (dibandingkan dengan jarak bumi-bulan, 240 ribu mil). Garis
tengah 10 mil (16 km). ia mengadakan revolusi mengelilingi Mars dalam waktu 7
jam 39 menit, dan anehnya ia terbit dari barat, terbenam di Timur. Phobos dalam
satu hari Mars, terbit dan terbenam sebanyak 3 kali.
Satelit
yang besar dinamakan deimos. Satelit ini terbit ari timur
dan terbenam di sebelah barat setelah beberapa hari. Hal ini disebabkan karena
revolusi satelit Deimos hanya
berbeda sedikit lebih cepat daripada rotasi Mars.
Fakta lain yang
perlu dicatat tentang mars adalah :
a. Jarak mars ke matahari adalah
1,52 AU;
b. Bergaris tengah 3.920 mil (setengah
dari bumi);
c. Berevolusi 1,9 tahun;
d. Berotasi 24 hari 37 menit;
e. Perlu pula diketahui, bahwa menurut
data yang dikirim oleh Mariner-4, di Mars tak ada oksigen, hampir tak ada air
sedangkan kutub es yang diperkirakan mengandung banyak air, ternyata tak lebih
dari lapisan salju yang sangat tipis. Ini pula kiranya yang menjadi sebab,
mengapa pada waktu tertentu kutub yang berwarna putih itu lenyap dari pandangan
mata.
7. Planet Jupiter
Jupiter
merupakan planet terbesar dalam tata surya kita. Ia bergaris tengah 86.600 mil
atau 138.560 km, mengadakan rotasi dengan cepat yaitu 10 jam (bandingkan 24 jam
untuk Bumi dan 247 hari untuk Venus). Jupiter tampak sebagai bintang yang terang yang muncul di
tengah malam. Akibat berotasi dengan cepat, bagian ekuator lainnya menjadi
sedikit mengembang dan mebentuk sabuk yang jelas.
Berdasarkan
analisis spektroskopis, planet ini mengandung gas
metana dan amo niak dalam jmlah banyak, begitu juga gas hidrogen. Albedonnya
0,44 Bercak kemerahan bergaris tengah 30.000 mil di bagian Selatan (telah
diketahui dari tahun 1831) diperkirakan adalah suatu kawah yang masih hidup
(karena warnanya berubah-ubah). Planet ini mempunyai 14 satelit atau bulan.
Massa
planet ini sangat besar, hampir 300 kali massa bumi dan gravitasinya, yaitu 2,6
kali gravitasi bumi. Artinya, bila suatu benda di bumi beratnya 100 kg maka
berat benda tersebut di Jupiter menjadi 260 kg. akibat selanjutnya, ia memiliki
daya tarik yang sangat kuat sehingga mampu menarik 12 satelit atau bulan yang
berukuran sangat besar. Dua diantaranya lebih besar daripada planet Merkurius.
Tiga darinya beredar berlawanan arah dengan sembilan lainnya. Bulan-bulan
tersebut memiliki lapisan atmosfer yang cukup tebal.
8. Planet Saturnus
Planet
terbesar kedua setelah Jupiter ialah Saturnus, karena planet ini bergaris
tengah 74.000 mil atau 118. 400 km dengan kecepatan rotasi yang sama dengan
Jupiter.
Planet
ini juga memiliki lapisan atmosfer yang terdiri dari gas metan, amoniak dan hidrogenyang bersuhu rata-rata
1030 C, tetapi suhu
pada permukaanya sangat rendah, yakni 2430 F. walaupun demikian, massa jenisnya
sangat kecil bila dibandingkan dengan air yakni 0,75 g/cm3.
Yang
paling menarik dari planet ini ialah ditemukannya sabuk putih yang melilit
ekuatornya dengan jarak dari permukaan sejauh 7.000 mil sampai kurang lebih
37.000 mil. Sabuk ini berbentuk pipih setebal 10 mil, dan berupa debu. Sabuk
ini ternyata berputar mengelilingi planet dengan kecepatan yang berbeda, sabuk
bagian dalam jauh lebih cepat daripada bagian luarnya. Sabuk atau cincin in I
diduga berasal dari satelit yang tidak pernah terbentuk, karena gaya ganggu
Saturnus yang besar, akibat letaknya yang terlalu dekat dengan Saturnus
sehingga calon satelit itu menjadi tidak stabil.
Saturnus
mempunyai 10 satelit dan yang terbesar ialah titan (besarnya 2 kali bulan-bumi). Phoebe yang bergerak berlawanan arah dengan sembilan satelit
lainnya, menunjukkan bahwa phoebe bukan anak kandung saturnus. Keanehan phoebe dan sabuk raksasa itu
memperkuat Teori Tidal. Keanehan lainnya ialah sabuk Saturnus itu itu
mengembang dan merapat pada permukaan planet 15 tahun sekali.
9. Planet Uranus
Planet
ini ditemukan secara tak sengaja oleh Herschel dan keluarga pada tahun
1781, ketika mereka sedang mengamati Saturnus. Besarnya Uranus kurang dari
setengah saturnus dengan garis tengah 50. 560 km atau 4 kali bumi. Oleh
karenanya, planet ini merupakan planet pertama yang dapat ditangkap oleh
teleskop, karena letaknya yang cukup jauh dari matahari.
Uranus
memiliki lima satelit. Berbeda dengan planet lain, rotasi Uranus bergerak dari
Timur ke Barat. Jarak ke matahari adalah 2.860 juta km atau 19,2 AU, dan
mengelilinginya dalam waktu 84 tahun. Kecepatan rotasi 10 jam 47 menit.
Berdasarkan pengamatan pesawat Voyager pada bulan Januari 1986,
Uranus memiliki 14 satelit. Sama seperti Venus, rotasinya berlawanan arah
dengan rotasi bumi.
10. Planet Neptunus
Neptunus
ditemukan pada saat para astronom mengamati planet baru Uranus yang orbitannya
agak menyimpang dari perhitungan.
Berdasarkan Hukum Newton (gaya tarik menarik
antara dua benda) diperkirakan ada benda langit besar lain yang mempengaruhi
orbit Uranus. Ternyata pengaruh tersebut disebabkan adanya Neptunus yang merupakan
planet terbesar ketiga pad atahun 1846. Planet ini, jika dilihat dengan
teleskop dari bumi berwarna kebiru-biruan. Dari spektrum cahayanya, planet ini
diketahui mempunyai atmosfer yang sebagian besar terdiri dari gas metana.
Neptunus
mempunyai dua satelit, satu diantaranya disebut Triton.satelit Tritonberedar berlawanan arah
dengan gerak rotasi Neptunus. Jarak ke matahari adalah 30,1 AU atau 4,470 juta
km, bergaris tengah 28.000 mil dan mengelilingi matahari dalam waktu 165 tahun
sekali putar.
11. Planet Pluto
Pluto
merupakan planet terluar dari tata surya kita. Mulanya orang tidak menyangka
bahwa ia adalah planet, karena sinarnya yang berkedip-kedip seperti bintang
. namun dengan pengamatan
yang penuh kesabaran akhirnya berkesimpulan bahwa ia adalah planet. Pluto ialah
nama dewa kegelapan ornag Yunani, karena warnanya yang tak terang akibat jauh
dari matahari. Pemberian nama itu berdasarkan kenyataan bahwa planet itu
mendapat sedikit sinar matahari, karena jaraknya dengan matahari 39,5 AU atau 5.811
juta km. suhu rata-rata pada planet ini ialah 2200 C. Pluto tidak bersatelit.
Pluto
disebut juga sebagai transneptunus, ada dugaan planet ini
merupakan bagian dari satelit Neptunus yang terlepas. Hal itu disebabkan karena
garis edarnya agak berbeda dengan planet lain. Pada suatu saat, jaraknya sangat
dekat dengan matahari dibandingkan dengan Neptunus, pada saat lain lebih jauh;
namun rata-rata Plutolah yang terjauh.
2.8 Bumi dan Perkembangannya
Bumi
merupakan salah satu planet dari tata surya kita, dan tak ada satu pun diantara
planet-planet tata surya itu yang mempunyai kondisi yang memungkinkan adanya
kehidupan seperti di bumi.
Dibawah ini merupakan penjelasan tentang Bumi.
a. Bumi
Sebagai Planet
Dahulu,
manusia menganggap bahwa bumi memiliki kedudukan yang sangat istimewa, karena
menganggap bahwa matahari yang mengitari bumi. Pandangan tersebut berubah saat
Copernicus mengemukakan teori heliosentris.
Meskipun
sejak abad ke-18 manusia sudah menyadari bahwa bumi ialah sebuah planet yang
bergerak mengitari matahari, tetapi baru pada pertengahan abad
ke-20
kesadaran itu muncul dengan kuat, karena pada masa ini, penerbangan pesawat ke
ruang angkasa makin maju.
b. Terbentuknya
Bumi
Sejak
500 tahun yang manusia sudah mengetahui bahwa bumi itu bulat, apalagi di zaman sekarang, mudah saja untuk
mengetahui bahwa bumi itu bulat karena adanya penerbangan pesawat ke ruang
angkasa, dengan begitu dapat dibuat foto bahwa memang bumi itu bulat, namun
dengan pengamatan yang lebih teliti diketahui bahwa bumi agak sedikit pipih
pada kutubnya. Garis tengah antar kutub 7.900 mil, secara ekuatorial 7.923 mil
(1 mil=1,6 km) dengan berat jenis 5,5 dan beratnya 6,6 x 1021 ton.
Kelahiran
bumi
Asal-usul
bumi sama halnya dengan planet lain, mengenai perhitungan penentuan umur
lapisan bumi terdapat beberapa teori, antara lain :
a. Teori Sedimen
Pengukuran
usia bumi didasarkan atas perhitungan tebalnya lapisan sedimen yang membentuk
batuan. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen rata-rata yang terbentuk
tiap tahunnya dan membandingkannya dengan tebal batuan sedimen yang terdapat di
bumi sekarang ini maka dapat dihitung umur lapisan tertua kerak bumi,
berdasarkan perhitungan semacam ini diperkirakan bumi terbentuk 500 juta tahun
yang lalu.
b. Teori Kadar Garam
Pengukuran
berdasarkan perhitungan kadar garam di laut. Dengan mengetahui kadar garam tiap
tahun, dan jika dibandingkan dengan dengan kadar garam saat ini, bumi telah
terbentuk 1.000 juta tahun yang lalu.
c. Teori Termal
Mengukur
usia bumi berdasarkan perhitungan suhu bumi, dengan mengetahui suhu bumi saat
ini maka ahli fisika bangsa Inggris ( Elfin ) memperkirakan perubahan bumi dari
batuan yang sangat panas menjadi batuan yang dingin seperti ini memerlukan
waktu 20.000 juta tahun.
d. Teori Radioaktivitas
Pengukuran
usia bumi yang dianggap paling akurat ialah perhitungan berdasarkan waktu
peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dalam perhitungan
ini diprlukan pengetahuan tentang waktu paruh unsur-unsur radioaktif. Waktu
paruh adalah waktu yang dibutuhkan elemen radioaktif untuk meluruh atau
mengurai sehingga massanya tinggal separuh.
Elemen
radio aktif yang digunakan ialah elemen yang memancarkan cahaya (invisible
light) yakni alpha, beta, dan gamma. Elemen ini berangsur-angsur meluruh
sehingga sifat radioaktifnya menjadi elemen radioaktif yang massanya menjadi
separuh (Drost, 1922).
Harry
Hess, memberikan dasar-dasar baru tentang kondisi benua yang bergerak-gerak.
Benua bukan hanyut ke sana ke mari seperti es terapung, tetapi tertanam kuat
padabasalt dasar samudra.
Dasar
samudera yang baru didesak terus-menerus ke atas dariastenosfer yang panas pada pematang samudera.
Pematang samudera merupakan bibir yang terbentuk pada dua sisi celah dalam bumi
yakni tempat bahan panas selubung bumi yang tertekan ke atas.
Walaupun
batuan beku bagi manusia dirasakan sangat keras dan seakan bumi merupakan satu
kesatuan, namun sebenarnya terdiri dari lempengan tipis dan kaku seperti
cangkang telur yang retak.
Di
bumi ada enam lempengan utama sebagai berikut.
1. Lempengan
Amerika, terdiri dari Amerika Utara dan Selatan serta ½ dasar bagian barat
Samudra Atlantik.
2. Lempengan
Afrika, yang terdiri da Afrika dan sebagian samudera sekitarnya.
3. Lempengan
Eurasia, terdiri dari Asia, Eropa, dan dasar laut sekitarnya.
4. Lempengan
India, yang meliputi anak benua dan dasar samudera sekitarnya.
5. Lempengan
Australia, terdiri dari Australia dan samudera sekitarnya.
6.
Lempengan Pasifik, yang mendasari samudera Pasifik.
Lempengan-lempengan
tersebut setiap saat mengalami gerakan horisontal yang menimbulkan antara lain,
pemisahan benua seperti yang dikemukakan oleh Wegener. Sebagian akibatnya,
benua Amerika makin jauh dari benua Afrika, sedangkan benua Australia, karena
desakan oleh pematang tengah samudera sebelah selatannya
mengakibatkan benua itu makin mendekan Indonesia.
2.9 Hubungan Manusia
Dengan Alam Semesta
Manusia dan alam mempunyai keterikatan yang kuat dimana keduanya
mempunyai hak dan kewajiban antara satu dengan yang lain untuk menjaga
keseimbangan alam. Hubungan antara manusia dengan alam atau hubungan manusia
dengan sesamanya, bukan merupakan hubungan antara penakluk dan yang
ditaklukkan, atau antara tuhan dengan hamba, tetapi hubungan kebersamaan dalam
ketundukan kepada Allah SWT.
Manusia diperintahkan untuk memerankan fungsi kekhalifahannya
yaitu kepedulian, pelestarian dan pemeliharaan. Berbuat adil dan tidak
bertindak sewenang -wenang kepada semua makhluk sehingga hubungan yang selaras
antara manusia dan alam mampu memberikan dampak positif bagi keduanya.
Oleh karena itu, manusia
diperintahkan untuk mempelajari dan mengembangkan pengetahuan alam guna menjaga
keseimbangan alam dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Itu merupakan
salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Dalam pelajaran ekologi manusia, kita akan dikenalkan pada teori
tentang hubungan manusia dengan alam. Salah satunya adalah anthrophosentis. Di
sana dijelaskan mengenai hubungan manusia dan alam. salah satu bentuknya adalah
anthoposentris. dimana manusia menjadi pusat dari alam. maksudnya semua yang
ada dialam ini adalah untuk manusia.
Kalau dipikir-pikir memang benar ,untuk apa coba, ada sapi,
ikan, padi, kalau bukan untuk makanan kita. buat apa ada kayu, batu, pasir,
kalau bukan buat bangunan untuk manusia. buat apa ada emas, berlian kalau gak
dipakai oleh manusia sebagai perhiasan.
Allah SWT juga menjelaskannya dalam Al Qur’an, bahwa semua yang
ada dialam ini memang sudah diciptakan untuk kepentingan manusia.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang
ada di bumi untuk kamu” (al baqarah: 29)
Tapi berbeda dengan anthoroposentris yang menempatkan manusia
sebagai penguasa yang memiliki hak tidak terbatas terhadap alam, maka islam
menempatkan manusia sebagai rahmat bagi alam.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(al anbiyaa’:107)
Walaupun kita diberi kelebihan oleh Allah atas segala sesuatu di
alam ini, tapi kelebihan itu tidak menjadikan kita sebagai penguasa atas alam
dan isinya. Karena alam dan isinya tetaplah milik Allah. Kita hanya diberikan
kekuasaan atas alam tersebut sebagai pengelola dan pemelihara, dan pemakmur.
Kemudian ketika kita berinteraksi dengan alam, tidak seperti
paham antroposentris yang menghalalkan sebgala cara asal kebutuhan manusia
terpenuhi, islam mengajarkan bahwa hak kita dalam memanfaatkan alam juga
dibatasi oleh hak alam dan isinya itu sendiri.
“Dan Dialah yang
menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma,
tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (al an’am:141)”
Kita tidak boleh berlebih-lebihan dalam memanfaatkannya,
sehingga menimbulkan kerusakan. seharusnya semua yang ada dialam ini kita
jadikan sebagai sarana untuk berpikir akan kebesaran Allah SWT.
“Dan di bumi ini
terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang,
disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu
atas sebahagian yang lain tentang rasanya”.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.(ar ra’du: 4)”
Ada fungsi utama manusia di dunia, yaitu 'abdun' dan khalifah
Allah dibumi.Esensi dari 'abdun' adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan
kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung
jawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan alam.
Dalam kontek 'abdun', manusia menempati posisi sebagai ciptaan
Allah.Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan
patuh terhadap penciptanya.Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah
sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan
Sang Pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk
lainnya yaitu potensi akal.
Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri
kepada selain Allah termasuk menghambakan diri kepada selain Allah termasuk
menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya
kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk
pada dirinya.
Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu
kecenderungan kepada ketakwaan dan kecenderungan kepada dan kecenderungan
kepada perbuatan fasik.Sebagaimana firman Allah, faalhamaha fujuroha
watakwaha.Artinya "maka Allah mengilhamkan kepada jiwa manusia kefasikan
dan ketakwaan".
Dengan kedua kecenderungan tersebut Allah berikan petunjuk
berupa agama sebagai alat manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan
dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah.
Untuk itu Allah berfirman "wahadainahu najdaini"."Aku tunjukan
kamu dua jalan".Akal memiliki kemampuan untuk memilih salah satu yang
terbaik bagi dirinya.
Fungsi yang kedua sebagai Khalifah Allah di bumi, ia punya
tanggung jawab untuk menjaga alam.Manusia diberikan kebebasan untuk
memanfaatkan sumberdaya.Oleh karena itu perlu adanya ilmu dalam memanfaatkan
sumberdaya agar tetap terdapat keseimbangan dalam alam.
Kerusakan alam lebih banyak disebabkan karena ulah manusia
sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam Qs.Arrum 41.
Artinya: “ Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberikan keistimewaan
berupa kebebasan untuk berkreasi sekaligus menghadapkan dengan tuntutan
kodratnya sebagai makhluk psikofisik.
Namun ia harus sadar akan keterbatasannya yang menuntut ketaatan
dan ketundukan terhadap aturan Allah, baik dalam konteks ketaatan terhadap
perintah beribadah secara langsung (fungsi sebagai abdun) maupun konteks
ketaatan terhadap sunatullah (fungsi sebagai khalifah).Perpaduan antara tugas
ibadah dan khalifah inilah yang akan mewujudkan manusia yang ideal yakni
manusia yang selamat dunia akherat.
Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap
ilmu pengetahuan dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk
belajar dan terus belajar, maka Islampun telah mengatur dan menggariskan kepada
ummatnya agar mereka menjadi ummat yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan dan
dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat, dengan memberikan
bingkai sumber pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya sebagai berikut :
Al-Qur’an dan as-Sunnah : Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk
menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan.
Hal ini dikarenakan
keduanya adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga
terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena
ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga tentang
kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT melalui berbagai
perintah untuk memikirkan ayat-ayat NYA dan menjadikan Nabi SAW sebagai pemimpin
dalam segala hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar